Menu

Tuesday, February 08, 2011

Mungkinkah dia yang menulis ini?

(repost from DIAN SEPTIANI)

Akulah yang dulu duduk didepan kelas dan memperhatikanmu bercanda ria dengan temanmu.

Akulah yang tiap hari mencuri pandang untuk sekedar melihat senyummu.

Akulah yang tiap hari pergi ke kantin favoritmu, memperhatikanmu, walau aku tak suka dengan jajanan kantinnya.

Akulah yang kemudian sekelas denganmu.

Akulah yang kemudian menyatakan cinta padamu.

Dan aku pula yang kemudian kau tolak. Tatap mata tajamku bukan untukmu, tapi untukku yang gagal meluluhkan hatimu.

Akulah yang kemudian kau terima. Ternyata butuh waktu bagimu menerimaku.

Akulah yang ternyata lelaki kedua dalam hidupmu.

Akulah lelaki 'Why Not?!'-mu, kau mencoba untuk mencintaiku.

Kala bersamamu lidahku kelu, betapa senangya aku ada disampingmu. Aku lebih suka terdiam saat bersamamu, aku menikmati sekali bersamamu dalam keheningan. Dan aku pun tak ingin merusak romantisme kita dengan obrolan kita.

Kau suka sekali memendam rahasia. Tak percayakah kau padaku? Saat kau tidak mempercayaiku, menyakitkan sekali bagiku. Saat kau lebih memilih bercerita pada temanmu, aku sedih. Tak bisakah kau membicarakannya dengan orang yang sangat mencintaimu? Yang menjadikanmu belahan hatinya, dan menjadikanmu alasan untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Dan akulah yang meninggalkanmu.

Aku ingin seluruh hatimu sepertiku yang menyerahkan seluruh hatiku.

Akulah yang terpana melihat matamu berkaca-kaca. Yang terlambat mengetahui bahwa kau benar-benar mencintaiku.

Aku lupa mengatakan "Kita sudahi dulu hubungan ini. Nanti aku akan kembali lagi. Menyerahkan seluruh hatiku dan meminta seluruh hatimu."

Taukah kamu, aku masih ingat saat kau berkata "Semangat ya...!" sebelum ujian dimulai. Tau kah kau bahwa aku benar-benar semangat mengerjakan ujian. Hingga aku melewati batas ekspektasiku, meraih nilai memuaskan yang membuatku terharu. Itu semua karenamu. Aku mendaftar kuliah di Jakarta. Merantau dan berjuang. Aku ingin sekali mengatakan "Bisa bertahankah kau disana? Masih banyak yang harus kucari, tuk bahagiakan hidupmu nanti." Nyontek liriknya Sheila On 7, ga papa kan? Aku berhasil mendapatkan kuliah gratisan itu. Berjuang mengalahkan 83.000 pesaingku, bergabung bersama 3500 siswa beruntung lainnya. Taukah kamu, kupersembahkan 'kemenanganku' itu untuk tiga orang wanita yang kucintai?! Ibuku, kakakku, dan kamu.

Dua tahun kutak dapatkan kabar darimu. Kutanya pada teman-teman, tapi mereka pun tak tau tentangmu. Sudahkah kau ditelan bumi hingga tak ada orang yang tau dimana kau berada. Aku merindukanmu. Sudah tiga kali puasa dan tiga kali lebaran aku tak menemuimu. Betapa bang Toyibnya diriku merindukanmu. Saat aku dapat nomer hapemu, gembiranya diriku, segembira saat aku diterima kuliah gratis itu. Dan saat kau bilang bahwa kau saat ini telah berdua, saat itulah hatiku runtuh. Gemuruhnya mampu membuat Monas retak-retak dan ambruk. Taukah kamu bahwa aku hanya bisa marah dalam hati. "Kacr*t...!!! Kok elo ga nungguin gw sih...???!!!"

Tiba-tiba kau mengirim SMS padaku dan bertanya kabarku. "Ah, ngapain nanya-nanya? Gw mati juga elo ga perduli." Gumamku dalam hati. Perlahan tapi pasti kau mulai bercerita bahwa pacarmu menyakitimu. Bahwa ini yang ketiga kalinya kau melihatnya bersama wanita lain. "Ya Alloh... Elo bego apa idiot sih? Udah ampe tiga kali, putusin aja napa...!!!" Ku akui aku terluka saat ada yang melukaimu. Tak bisakah kau mencari penggantiku dengan benar. Mencari yang mencintaimu seperti aku mencintaimu. Menjagamu seperti aku menjagamu. Akhirnya kau pun meninggalkannya, kau mengikuti saranku. Senangnya aku hingga akupun melakukan tarian-tarian aneh untuk merayakannya.

Kau dan aku sama-sama sendiri. Indahnya jika kita berdua. Tapi... Dua tahun aku hidup tanpamu dan kabarmu. Aku sudah mulai terbiasa tanpamu. Sepertinya rasa cinta ini perlahan memudar. Tak lagi mencintaimu sebesar dahulu. Benarkah aku mencintaimu? Atau hanya ingin memilikimu?

Kini aku telah bekerja. Sedikit demi sedikit mimpiku mulai terlihat. Tapi aku tak melihatmu dalam mimpiku. Kau kah yang menghilang? Atau kah aku yang menghapusmu? Keraguanku menjadi hal buruk, kau kini telah bersama yang lain. Dari foto di fesbuk, sepertinya dia orang yang baik, dan sepertinya kalian bahagia. Meninggalkan aku yang masih menyendiri dan merasakan sakit saat ditanya "Udah punya pacar?" atau "Kamu belum punya pacar? Masa sih? Kamu kurang apa coba? Kaya, kurang. Ganteng, kurang. Tinggi, kurang. Ckckck..." Aku hanya ingin dirimu yang mengisi 'In a relationship' di fesbuk-ku. Aku hanya ingin foto berdua dengamu yang jadi profpic-ku, yang angle fotonya dari atas, dengan satu jari di bibir, dan diberi bingkai disisinya. Kaulah satu-satunya orang yang bilang bahwa aku lebih baik dari Charlie ST-12, meski aku ga bisa nyannyi dengan cengkok melayu, meski aku ga terkenal dan pake jaket Rollink, meski aku ga berbakat. "Tapi kamu tu lucu." Seolah itu cukup bagimu.

Kau bilang "Pengen Nangis." Di status fesbukmu. Taukah kau betapa cemasnya diriku? Ingin kusebrangi selat sunda untuk sekedar meminjamkan bahuku untukmu menangis. Dan meminjamkan bajuku agar kau bisa menghapus airmatamu dan ingusmu. Kau curhat padaku, kau bilang lelah dengan kerjaanmu, kau bilang sedang ada masalah dengan pacarmu. Tak bisakah kau mencari pacar yang tak memberikan masalah dan membuatmu sedih? Dan saat kutanya "Kok kamu curhatnya ke gw sih?" Kau balik nanya "Emang kenapa?" Kubilang "Ya kamu kan udah punya cowok, kan ga umum kalau kamu curhat ama cowok lain." Kau pun marah "Yaudah, aku curhat sama tembok aja!" Padahal aku hanya ingin kau setia, meski bukan padaku.

Dan sudah dua minggu ini kita tidak saling bicara. Aku tak merindukanmu, tapi aku ingin kita BBMan seperti dulu (BBM: Bales-balesan Mesej). Aku ingin cerita tentang BB baruku, sekedar cerita "Tau gak sih. Tombol delete tuh ada diatasnya enter. Jadi kadang gw suka salah teken gt." Bercerita tentang lagu Just The Way You Are-nya Bruno Mars. Bercerita tentang koleksi cendolku yang makin banyak. Bercanda dan main tebak-tebakan denganmu. Dan mendengarkan cerita-ceritamu.

Sudahlah, mungkin lebih baik begini. Kita terpisah dan berpisah. Agar kau bisa melupakanku dan aku bisa melupakanmu. Agar kau bisa curhat padanya dan tidak lagi padaku. Dan yang paling penting, agar aku tak lagi menunggumu dan mengharapkanmu. Agar aku bisa mencari yang lain, dan menyerahkan sepenuh hatiku padanya. Biarlah aku ditemani Cruisin' by Sioen, One In A Million by Neyo, So Hot by Wondergirl, Alun-alun Nganjuk by Novita KDI, Killa by Cherish, Bella Luna by Jason Mraz, Putri Iklan by ST12, dan satu album The Resitance by Muse. Seperti saat dulu aku menunggumu. Seperti kata Travie McCoy, bahwa We'll Be Alright.

No comments:

Post a Comment

Thanks for your critics,,